RASIKAFM.COM | SALATIGA – Pasca dugaan keracunan di SMP Negeri 8 Kota Salatiga hingga ratusan murid tidak masuk sekolah, kini mulai membaik. Selasa (7.10.2025).
Kepala Sekolah SMP Negeri 8 Salatiga, Yohana Natallina Sari menyatakan, jumlah siswa yang tidak masuk sudah berkurang signifikan menjadi 60 siswa, dibandingkan 192 siswa pada hari sebelumnya. “Siswa yang sakit mengatakan kondisinya sakit perut, pusing, dan mual. Ada juga yang kecapekan, namun sekarang sudah membaik,” kata Yohana.
Kabar terkakit:
Sampel Sisa Makanan Tak Ada, Dinkes Kesulitan Ungkap Penyebab Dugaan Keracunan MBG di Salatiga Sementara untuk dua siswa yang menjalani perawatan di RST. Dr. Asmir, kata Yohana, berdasar informasi yang diperolehnya juga akan pulang ke rumah.
“Nanti siang sudah diperbolehkan pulang. Guru-guru juga akan membesuk siswa yang masih sakit sekaligus melihat kondisi siswa,” ungkapnya.
Yohana mengungkapkan, pengiriman Makan Bergizi Gratis (MBG) ke SMP Negeri 8 Kota Salatiga juga tetap akan dilanjutkan.
“Kemarin ada pengiriman, hari ini juga ada pengiriman. Respon anak-anak bagus dengan program tersebut, mereka antusias,” paparnya. Menurut Yohana, situasi belajar-mengajar di SMP Negeri 8 Kota Salatiga berjalan normal meski ada kejadian tersebut.
“Kegiatan ibadah juga berjalan seperti biasa, Salat Dhuha juga diikuti siswa. Pembelajaran di kelas juga baik dan kondusif,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 192 siswa SMP Negeri 8 Kota Salatiga tidak masuk sekolah pada Senin (8/10/2025). Para siswa tersebut diduga mengalami dampak dari Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disantap usai kegiatan perkemahan. Kepala Sekolah SMP Negeri 8 Salatiga Yohana Natallina Sari mengatakan, pada Rabu (1/10/2025) hingga Jumat(3/10/2025), siswa kelas VII dan VIII mengikuti kegiatan perkemahan di Gunungpati Kota Semarang.
“Pada hari petama dan kedua tidak ada masalah, menu yang disajikan makanan kering,” ungkapnya.
Yohana mendapat laporan ada siswa yang diduga mengalami gejala keracunan. Beberapa siswa mual, muntah, pusing, dan diare. “Setelah ada laporan tersebut, saya meminta kepala sekolah dan PIC kegiatan mendata kondisi para siswa, termasuk jumlahnya dan lokasi perawatan,” tutupnya.