RASIKAFM – Polrestabes Semarang menahan Terduga pelaku pemukulan yang mengakibatkan meninggalnya seorang junior dari Teruna Politeknik Ilmu dan Pelayaran (PIP) Semarang.
Pelaku bernama Caesar Richardo Bintang Samudra Tampubolon (23) terancam hukuman lima tahun penjara usai pukul juniornya bernama Zidan Muhammad Faza ( 21) warga Jalan Imam Bonjol, Kabupaten Jepara hingga kesakitan dan akhirnya meninggal saat perawatan di Rumah Sakit.
“Sudah, sudah ditahan juga. Terkait penganiayaan yang mengakibatkan kematian, pasal 351 ayat 3, ancaman hukuman diatas lima tahun,” kata Kasatreskrim Polrestabes Semarang, AKBP Donny Lumbantoruan, kepada wartawan Rabu (8/9).
“Jadi saat dipukul jatuh korban sudah tidak bergerak. Hasil pemeriksaan mengakui memukul sekali,” bebernya.
Diketahui, peristiwa ini terjadi di sebuah Jalan Tegalsari Barat Raya RT 2 RW 13, Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Candisari, Senin, (6/9) sekitar pukul 23.00.
Peristiwa tersebut bermula setelah terjadi insiden senggolan sepeda motor antara korban dengan tersangka.
“Dia sebenarnya tidak ada tujuan membunuh atau apa, hanya mengingatkan. Tapi dia tidak menduga akibatnya seperti itu,” jelasnya.
Usai kejadian, mahasiswa warga Mojosongo, Jebres, Kota Surakarta langsung dibawa ke Mapolrestabes Semarang untuk menjalani pemeriksaan.
Barang bukti yang menguatkan penetapan tersangka dari keterangan dari rekan korban dan bukti visum dari rumah sakit dan dokter.
“Saat ini bukti pendukung keterangan saksi dan dari keterangan rumah sakit. Setelah dilakukan pemeriksaan dan gelar perkara, kemudian ditetapkan tersangka,” tegasnya.
“Rencana kami akan kembangkan teman-temannya yang saat itu dimintai tolong melalui grup WhatsApp (WA),” tambahnya.
Korban sempat dilarikan ke rumah sakit Roemani guna mendapatkan perawatan medis. Namun nyawa korban tidak terselamatkan. Hasil visum luar, akibat pemukulan tersebut terdapat bekas luka memar.
“Motor pelaku di tinggal di tempat kejadian perkara (TKP) saat membawa korban ke rumah sakit. Motor tersebut yang dijadikan barang bukti. Serta baju yang dikenakan korban,” terangnya.
Pihaknya juga mengakui bahwa keluarga korban juga belum melaporkan kejadian itu kepada kepolisian. Meski demikian, Donny menegaskan proses hukum tetap berjalan menggunakan dasar laporan model A.
“Kami mempunyai bukti visum luar dari dokter. Kalau otopsi belum, sampai sejauh ini pihak keluarga korban belum memberikan ijin untuk dilaksanakan otopsi,” pungkasnya.