Deputi Manager Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) PT Pelindo III Pelabuhan Tanjung Emas, Nashikudin mengatakan simulasi diperagakan agar petugas keamanaan yang ditugaskan di masing-masing terminal dapat mengetahui apa tugasnya.
Krgiatan itu, kata dia, juga untuk mengantisipasi adanya upaya penyusupan dan hal-hal melanggar hukum di wilayah pelabuhan.
“Mereka turun dari kapal membawa alat- alat yang menyebabkan kericuhan, dan teror,” ujar dia.
Menurutnya, kegiatan tersebut juga dimaksudkan untuk melatih petugas agar dapat berkomunikasi dan berkoordinasi dengan tim serta hal dalam pengamanan.
“Jadi kami bisa lihat seberapa cepat menangani. Selain itu kami juga bisa mengevaluasi seberapa cepat mereka menangani itu,” tuturnya.
Ia menambahkan disisi lain, tim pengamanannya bisa saling melengkapi dengan petugas pengamanan fasilitas. Simulasi merupakan bentuk evaluasi agar bisa menjadi bahan perbaikan.
“Pelatihan ini merupakan pelatihan wajib yang harus dilaksanakan baik setiap 3 bulan sekali maupun 8 bulan sekali. Pelatihannya ada yang model teori maupun simulasi di lapangan,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala KSOP Kelas I Tanjung Emas, M Tohir mengatakan kegiatan Joint Exercise (pelatihan) ISPS Code rutin dilakukan minimal 1 kali dalam waktu 18 bulan. Dia menyebut, pelatihan di masa pandemi Covid-19 ini telah dilaksanakan sebanyak dua kali.
” Untuk pelatihan kedua. Pelatihan pertama dilakukan tahun lalu,” tuturnya.
Menurutnya, ada 7 pengguna fasilitas terminal (fastel) pelabuhan yang ikut pelatihan yakni PT Pelindo Tiga, Sriboga, PT Indonesia Power, Pt Kayu Lapis, Pertamina, Opsico, dan TPKS. Pelatihan tersebut juga dilakukan secara daring di masing-masing tempat.
Ia mengatakan pelatihan itu mengikuti ketentuan internasional yang telah ditetapkan dalam ISPS Code. Pelatihan tersebut bertujuan mengantisipasi gangguan keamanan.
“Jadi masing-masing pengguna fastel Pelabuhan sudah siap mengantisipasi gangguan kemanan,” imbuhnya.