UNGARAN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas 50 persen mulai hari ini, Rabu (9/2/2022). Hal itu menyusul adanya temuan indikasi kasus positif Covid-19 di beberapa sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disdikbudpora) Kabupaten Semarang Sukaton Purtomo Priyatmo mengatakan sesuai instruksi Bupati Semarang, PTM tidak lagi 100 persen sebagaimana sebelumnya.
“Memang ada temuan kasus positif Covid-19 di SMPN 1 Bandungan dan SDN 1 Ungaran, untuk itu kami berikan surat edaran sesuai instruksi Bupati Semarang agar PTM dibatasi 50 persen dan sisanya pembelajaran jarak jauh (PJJ) mulai dari PAUD, TK, SD dan SMP,” ungkapnya saat mengecek pelaksanaan PTM 50 persen di SMP Negeri 2 Ambarawa, Rabu (9/2/2022).
Diterangkan Katon, temuan kasus positif di dua sekolah tersebut bukan merupakan transmisi di lingkungan sekolah, melainkan dari klaster keluarga.
“Di SMPN 1 Bandungan yang positif (Covid-19) ada 1 siswa, sedangkan 5 yang lainnya masih menunggu hasil laboratorium, sementara di SDN 1 Ungaran juga 1 murid yang positif berasal dari klaster keluarga,” jelasnya.
Masih menurut Katon, bagi sekolah yang ditemukan indikasi Covid-19 dilakukan penutupan PTM sementara selama satu minggu. Bagi peserta didik, guru dan tenaga pendidik yang kontak erat juga dilakukan tracing dengan uji swab antigen.
“Hasilnya semuanya negatif, sehingga bukan merupakan klaster sekolah. Mudah-mudahan indikasinya hanya ada di dua sekolah tersebut,” harapnya.
Berkaitan dengan pelaksanaan PTM 50 persen tersebut Katon menambahkan akan dilakukan evaluasi setelah berjalan satu minggu.
“Jika hasilnya bagus, tidak ada temuan kasus maka bisa kembali melaksanakan PTM 100 persen,” imbuhnya.
Menyikapi surat edaran pelaksanaan PTM 50 persen itu, Kepala SMPN 2 Ambarawa Heri Muryanto mengatakan pihaknya menerapkan blended learning yaitu gabungan PTM dan PJJ.
“Bukan berarti yang tidak masuk sekolah terus bebas, melainkan tetap kami layani dengan PJJ menggunakan fasilitas sekolah yang ada,” ujarnya.
Heri mengakui adanya PTM 50 persen membuat pihaknya harus mengubah strategi pembelajaran terlebih sebentar lagi para peserta didik akan menempuh ujian.
“Sebenarnya kami sudah siapkan strategi menghadapi ujian jika PTM 100 persen, akan tetapi dengan kebijakan ini maka kita sesuaikan. Mungkin nanti tambahan pelajaran juga 50 persen pesertanya dan try out daring,” urainya.
Ditambahkan Heri, tidak ada yang berbeda dengan penerapan prokes di lingkungan sekolah, hanya saja semakin diperketat.
“Sesuai surat edaran Kemendikbudristek, harus diawali dengan daftar periksa terbatas seperti cuci tangan, cek suhu dan scan barcode PeduliLindungi. Selain itu kantin juga tutup sehingga siswa wajib bawa bekal dari rumah,” tuturnya.
Berkaitan dengan vaksinasi, Heri menambahkan hampir seluruh siswa sudah mendapatkan dua dosis vaksin.
“Guru dan tenaga pendidik sudah mendapatkan dua dosis vaksin. Sementara dari 706 siswa hanya ada 8 siswa yang belum vaksinasi karena faktor usia. Akan kita ikutkan nanti bersama vaksinasi pelajar SD,” tandasnya. (win)