RASIKAFM. COM | SALATIGA - Tersiar kabar ratusan mahasiswa Papua kelaparan, mahasiswa UKSW yang berasal dari Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua menderita kelaparan di Salatiga. Pemkot Salatiga Pj. Wali Kota bersama Sekda dan jajarannya merespon cepat kabar tersebut.
Pemkot Salatiga langsung melakukan komunikasi dengan pihak rektorat terkait biaya hidup dan perkuliahan.
“Kami menerima informasi dari media online, ada sekitar kurang lebih 200 mahasiswa dari Papua yang mengalami kendala pembiayaan soal biaya hidup dan biaya kuliah” ujar Pj. Wali Kota, Sinoeng N. Rachmadi.
“Maka, kami Pemerintah Kota Salatiga segera mengambil langkah cepat untuk berkomunikasi dan berkoordinasi dengan jajaran rektorat, untuk melakukan afirmasi penundaan pembayaran kuliah dan praktikum”, lanjut Sinoeng.
Ratusan mahasiswa dari Papua tersebut terancam di keluarkan dari kontrakan masing-masing akibat tidak mampu membayar.
Kabar Terkait:
Ratusan mahasiswa Papua kelaparan
Pemkot Salatiga tidak tinggal diam, atas arahan dari Pj. Wali Kota kepada Sekda. malam tersebut mahasiswa dikumpulkan yang terpusat di Pendopo Pakuwon, Gedung Setda Salatiga, Selasa (7/2) malam. Orang nomor satu di Salatiga itu menyalurkan paket sembako secara langsung kepada mahasiswa yang terdampak.
“Peran ini, tentu kami Pemerintah Daerah Salatiga tidak bisa abai dan diam saja. Oleh karena itu, malam ini kami langsung bergerak untuk mendorong tercukupinya kebutuhan pokok selama kurang lebih 10 hari kedepan.” terang Sinoeng.
“Kali ini kami salurkan dua kuintal beras, dua box besar telur, mie instan dan juga biskuit/kue” sambung Sinoeng.
“Saya berkomunikasi dengan Ibu Sekda, pokoknya yang malam ini kita dorong harus segera salurkan” lanjut Sinoeng.
“Dan besok insyaallah ada penambahan minyak goreng, kecap dan kebutuhan pokok lainnya”, pungkas Sinoeng.
Kiriman tersendat dari Papua
Prof. Eko Sediono Wakil Rektor Research, Inovasi dan Kewirausahaan sebagian besar mahasiswa yang mengalami kendala tersebut adalah para penerima beasiswa dari Pemda setempat.
“Sebetulnya mereka beasiswa dari Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang, saat ini kirimannya tersendat-sendat” terang Prof. Eko.
“Sehingga kami juga perlu bertanggung jawab karena mereka sudah berada di sini. Kami juga sedang berkomunikasi dengan pemerintah setempat tentang bagaimana supaya dana itu segera turun dan segera sampai ke para mahasiswa”. jelas Prof. Eko.
Pihaknya juga turut berterimakasih kepada Pemkot Salatiga yang telah peduli dengan persoalan yang menimpa mahasiswa dari Pengunungan Bintang Papua.
Oktavia, salah satu mahasiswa dari Kabupaten Bintang Papua bersyukur atas kepedulian dari Pemkot Salatiga kepadanya dan rekan-rekan.
“Seneng banget dan bangga kepada Salatiga telah peduli kepada kami. Terimakasih banyak Pak Wali Kota atas bantuannya, dan terimakasih malam ini kami juga makan malam bersama dengan bapak”. ujar Oktavia.