RASIKAFM.COM | UNGARAN — Tradisi larungan sesaji atau Sedekah Rawa kembali digelar di kawasan Bukit Cinta, Danau Rawa Pening, Kabupaten Semarang, Sabtu (2/8/2025) sore. Kegiatan sakral yang rutin diselenggarakan setiap tahun ini menjadi semakin istimewa karena turut dimeriahkan oleh seniman lintas benua dalam rangkaian Festival Rawa Pening 2025.
Prosesi adat yang dipimpin oleh Pandiman, sesepuh Paguyuban Rawa Pening Handayani, diawali dengan arakan ancak berisi sesaji berupa ingkung bebek dan ayam, serta aneka hasil bumi. Iringan kidung dan doa dalam bahasa Jawa kuno menambah nuansa sakral sepanjang ritual menuju dermaga larungan.
“Ini bukan sekadar budaya. Larungan adalah bentuk rasa syukur kami kepada Gusti Kang Murbeng Dumadi, juga penghormatan kepada penjaga alam semesta, termasuk sumber air Rawa Pening,” ujar Pandiman.
Menurutnya, tradisi larungan yang telah berlangsung sejak tahun 1960 itu diyakini sebagai bentuk penghormatan terhadap entitas metafisik yang menjaga keberlangsungan air dan kehidupan di sekitar danau.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang, Wiwin Sulistyowati, menyebut bahwa kegiatan ini masuk dalam agenda Festival Rawa Pening 2025 dengan tema “Saundarya Rawa Pening” atau Keindahan Rawa Pening. Selain mempertahankan nilai-nilai tradisi, pihaknya juga menggandeng seniman dari berbagai negara.
“Tradisi ini otentik, penuh makna, dan menarik. Kami hanya mengemasnya agar bisa dinikmati lebih luas tanpa kehilangan esensi spiritualnya,” ujarnya.
Sejumlah seniman internasional turut tampil, antara lain Rianto Lengger dari Banyumas, Martina Feiertag dari Jerman, Rodrigo Parejo dari Spanyol, dan Yuliana Mar dari Meksiko. Mereka membawakan pertunjukan seni kontemporer yang berpadu dengan kearifan lokal dalam satu panggung budaya.
Prosesi larungan ditutup dengan pelarungan sesaji ke tengah danau, disaksikan ratusan warga dan wisatawan. Tumpeng, ingkung, serta hasil bumi dihanyutkan sebagai simbol penghormatan kepada alam dan Sang Pencipta. (win)