RASIKAFM.COM | SALATIGA – Pemkot Salatiga meluncurkan Program Si Canting (Strategi Kolaborasi Cegah Stunting) di Aula Bhineka Husada RSUD Salatiga,Kamis(10/10/2024). Program ini menjadi salah satu wujud komitmen RSUD Kota Salatiga dalam mencapai target penurunan angka stunting.
Pj. Wali Kota Salatiga Yasip Khasani menyampaikan, angka prevalensi stunting di Kota Salatiga masih berada di 16,9% pada 2023. “Hal itu menandakan bahwa Kota Salatiga memiliki tanggung jawab besar untuk menurunkan angka stunting,” katanya usai kegiatan peluncuran.
Si Canting dirancang sebagai sebuah program yang memfasilitasi berbagai kegiatan intervensi. Diantaranya kolaborasi lintas program dan lintas sektoral, pelatihan intervensi stunting, pendekatan psikoedukasi pola asuh, serta konsultasi psikologi.
Selain itu, terdapat layanan rujukan stunting terintegrasi, hotline stunting, dan Pediatric Social Responsibility (PSR). Kemudian, akan ada juga program pemberian makanan tambahan dan pendampingan oleh dokter spesialis obgyn.
“Dengan adanya sinergi, upaya dan intervensi secara masif oleh berbagai pihak, permasalahan stunting di Kota Salatiga akan cepat ditekan. Si Canting diharapkan dapat menyentuh aspek yang belum dijangkau, sehingga penanganan lebih optimal, tepat sasaran dan manfaat,“ ujarnya.
Program Si Canting adalah salah satu wujud komitmen RSUD Kota Salatiga dalam mendukung pencapaian target tersebut.
“Si Canting dirancang sebagai sebuah program kolaborasi lintassektoral, yang tidak hanya melibatkan RSUD Salatiga sebagai pusat layanan kesehatan, tetapi juga berbagai pihak terkait, seperti dinas-dinas pemerintah, lembaga pendidikan, serta komunitas masyarakat,” kata Direktur RSUD Salatiga dr Riani Isyana.
Riani menjelaskan, RSUD Salatiga berperan sebagai koordinator utama, memfasilitasi berbagai kegiatan intervensi dan edukasi yang berbasis komunitas.
Dengan pendekatan ini, diharapakn dapat menyentuh lapisan masyarakat secara langsung, khususnya kelompok rentan seperti ibu hamil, bayi, dan anak-anak usia dini.
”Sehingga, upaya kita dalam meningkatkan kualitas gizi dan kesehatan mereka dapat terlaksana secara optimal,” ujarnya.
Adapun Program Intervensi Si CAnting meliputi berbagai kegiatan, di antaranya, kolaborasi lintas program dan lintas sektoral, pelatihan intervensi stunting bagi tenaga kesehatan, kader posyandu, serta relawan, pendekatan psikoedukasi pola asuh dan konsultasi psikologi.
Dengan cara ini, para orang tua, terutama ibu, diberikan edukasi mengenai pentingnya pola asuh yang tepat untuk mendukung pertumbuh.
Lalu layanan rujukan stunting terintegrasi, yang memastikan anak-anak dengan risiko stunting mendapatkan penanganan yang komprehensif dari berbagai bidang keahlian kesehatan hotline stunting.