RASIKAFM.COM | SALATIGA – Tren gaya hidup zaman dulu atau jadul, dengan segala aksesorisnya kini kembali diminati kalangan anak muda, Tak terkecuali gaya naik motor jadul.
Hal tersebut jugalah yang membuka peluang usaha baru yang bisa menghasilkan uang. Salah satunya adalah sepeda motor lawas atau zaman dahulu (jadul) yang mulai dilirik sebagai kendaraan untuk kegiatan keseharian.
Salah satu yang melihat peluang bisnis ini adalah Dio Oky Putra, 33, pemilik Dio Sun Motor Salatiga. Dia mengaku memilih bisnis motor jadul karena peminatnya saat ini cukup banyak. Di dealer miliknya yang berada di Bugel, Kecamatan Sidorejo,Kota Salatiga, Dio menjual sepeda motor jadul baik yang orisinal maupun yang sudah direstorasi.
“Semua motor lawas ada peminatnya, tergantung selera. Tapi saat ini yang banyak dicari adalah Honda 70 atau pitung dan Honda Win,” ungkapnya.
Meski begitu pihaknya juga memiliki stok motor lawas berbagai merk dan jenis, termasuk Vespa. Diantaranya Honda Grand, Prima, Supra, Suzuki RC Bravo, Kaze, RX King.
“Namun stok ini tergantung keadaan juga, kadang ada tapi juga bisa juga pas kosong karena sudah laku,” kata Dio.
Dio mengatakan, antara motor orisinal dan yang restorasi, memiliki pangsa pasar masing-masing. Penggemarnya juga bisa dikatakan berimbang. Namun yang soal harga motor orisinal harganya lebih tinggi karena untuk mendapatkan barangnya juga lebih susah.
Dio mengungkapkan dirinya juga menjalani penjualan secara online dan telah melakukan pengiriman ke beberapa daerah di Indonesia.
“Malah yang paling banyak itu konsumen luar daerah, kolektor dari daerah lain. Kalau yang lokal, itu paling kisaran 10 persen dari Salatiga, Solo, Semarang, Yogya,” ujarnya.
Untuk harga, kata Dio, dia mengaku menyesuaikan dengan harga kulakan atau yang didapat dari pemakai. Penentuan ini juga tergantung kondisi motor dan kelangkaannya.
“Saat ini untuk stok yang paling mahal ada Vespa Kongo VGLB harga Rp 225 juta, yang pasti pecinta Vespa sudah paham faktor yang membuat mahal. Kalau yang termahal yang pernah saya jual itu Vespa Kongo dijual di angka Rp 200 juta, nilai sejarah Vespa tersebut dan jumlah yang terbatas membuat harganya menjadi mahal,” kata Dio.
Dio mengatakan, untuk mendapatkan motor lawas dirinya melakukan hunting ke beberapa daerah. Hal tersebut menjadi keahlian tersendiri untuk mencari motor tua yang dalam kondisi baik.
“Itu seninya soal motor lawas ini, selain itu juga ada supplier dari berbagai kota atau yang paling sering dapat penawaran dari pengikut media sosial,” paparnya.
Menurut Dio, untuk perawatan motor lawas pasti berbeda dengan motor baru. Sebab karena motor klasik antik dan langka, jadi perawatan lebih ekstra dibanding motor keluaran terbaru. “Tapi tidak perlu dikhawatirkan, karena masih tergolong gampang, sparepart-nya pun melimpah,” ujar dia.
Dio mengatakan, bermain di motor lawas ini tantangannya terus bertambah. Selain faktor persaingan karena pelaku usahanya semakin banyak, juga untuk mendapatkan bahan motor yang akan direstorasi harus lebih meluas.
“Karena juga tidak mudah mendapatkannya dan terus menambah relasi untuk banyak mendapatkan info tentang unit tersebut,” tandasnya.