Tak hanya itu, Pihaknya juga sudah mendorong setiap kabupaten ataupun kota untuk juga menyiapkan rumah layak huni, sebagai langkah antisipasi saat terjadi bencana.
“Dari Kemensos mengenai mendorong kabupaten/kota membangun rumah layak huni di daerah rawan memang ada. Tapi di setiap kabupaten/kota kebijakan itu juga ada, jadi itu biar ditangani daerah dulu,” tutur Risma.
Sedangkan untuk perbaikan rumah akibat musibah longsong yang terjadi di Ibu Kota Jawa Tengah ini, pihaknya sudah berkordinasi kepada Wali Kota jika nantinya dana tersebut akan diambilkan dari Anggaran Pendapatan Belanja dan Daerah (APBD).
Kendati demikian, pihaknya tidak bisa memberi jawaban pasti apakah rusunawa atau rumah. Hal itu karena menjadi wewenang atau ranah Wali Kota Semarang.
Kesempatan yang sama, Ketua RT 5 RW 11 Delikrejo Kelurahan Tandang, Tembalang, Kota Semarang, Agung Mustari menjelaskan, kronologi awal terjadi bencana yang menimpa seorang bocah tersebut bermula dari intensitas hujan tinggi disertai angin. Sehingga leren belakang rumah korban tidak bisa menampung air, dan adanya juga pohon-pohon besar terkena angin kencang sehingga bisa menggerakan tanah, hingga mengenai rumah korban.
Terjadi becana tersebut, ia meminta pemerintah agar dibangunkan talud di daerah tersebut.
“Saya sudah mengajukan talud ke Disperkim. Kemarin sudah diukur, yang diajukan sebanyak 6 rumah dengan panjang 10 x 6 meter atau 60 meter. Tapi, yang disetujui hanya 35 meter, alasanya prioritas untuk korban. Meski begitu, saya tetap ajukan semuanya untuk antisipasi kedepan,” pungkas ketua RT di sela-sela menjelaskan kronilogi itu.
Ketua RT itu juga mengaku, meski para warga sudah melakukan langkah antisipasi ala kadarnya dengan membuat atau menggunakan kantong karung dan pasir. Namun kejadian longsor beberapa waktu kemarin tak bisa dibendung.
“Dulu, warga membuat tanggul ala kadarnya menggunakan kantong karung dan pasir, karena pada kejadian hujan deras disertai angin. Kemudian air langsung menggerus tanah hingga menimpa rumah warga. Saat kejadian di dalam rumah masih ada korban namanya mas Dewa, posisinya masih tidur yang terkena runtuhan bangunan di bagian kepala dan dada,” imbuhnya.