RASIKAFM.COM | SALATIGA - Fenomena penurunan siswa baru pada sekolah dasar negeri di wilayah Jawa tengah masih terlihat, bahkan di kabupaten Semarang kondisi ini juga sama. Salah satunya terjadi di SDN Krandon Lor 3, kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.
Dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2023 ini, perolehan siswa baru di SD tersebut hanya mendapatkan 3 murid saja.
Kepada rasikafm.com ditemui di sela-sela Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), kepala sekolah SD Krandon Lor 3, Safroni mengatakan kondisi penurunan siswa di sekolahnya ini sudah terjadi sejak 5 tahun lalu di mana selain program KB berhasil ternyata angka kelahiran di desa tersebut juga jarang.
Safroni mengatakan pihaknya juga telah berupaya semaksimal mungkin dengan mencari siswa baru dengan terjun ke desa dan dusun dibantu dengan guru lainnya namun kenyataannya hasilnya belum seperti yang diharapkan,
“Pada saat PPDB Kemarin kami terjun langsung ke rumah-rumah warga untuk mencari siswa baru namun mereka lebih memilih sekolah di dekat rumah, selain itu angka kelahiran di dusun ini terbilang sedikit” ungkap kepala sekolah.
Safroni menambahkan jika ditahun 2023 ini pihaknya hanya mendapatkan 3 siswa, sementara tahun sebelumnya 2 siswa saja, sehingga total seluruh siswa di tahun ajaran 2023 – 2024 sebanyak 24 siswa.
“fenomena siswa sedikit berlangsung sejak 5 tahun ini, faktornya KB berhasil dan angka kelahiran jarang ditambah kondisi geografis, di desa ini terdapat tiga sekolah negeri dan 2 sekolah swasta, ” tegasnya.
Sementara itu pantauan wartawan dilapangan, kondisi geografis di SD Krandon Lor 3 memang jauh dari keramaian, dimana lingkungan sekolah yang berdiri di atas lahan seluas kurang lebih 1000 meter tersebut di sisi kanan dan kirinya adalah sawah selain itu akses jalan menuju kesekolah juga rusak.
Dihubungi terpisah kepala Korwilcam Bidang Pendidikan Kecamatan Suruh, Heri Suwarto, S. P., S.Pd., M.Pd, mengatakan kondisi di SD krandon Lor memang cukup memprihatinkan. pihaknya menilai suksesnya program KB dan tidak adanya pendaftar yang terjadi sejak 5 tahun belakangan ini menjadikan Sekolah semakin sepi peminat.
“Sebenarnya kondisi tahun ini sudah jauh lebih baik daripada kondisi 2 – 3 tahun lalu dimana banyak orang tua yang mensekolahkan anak mereka ke sekolah swasta yang berbasis agama, namun ternyata outputnya tidak sebagus yang mereka harapkan, maka Mulai tahun ini bannyak orang tua yang kembali mensekolahkan anaknya ke sekolah negeri” ujar Heri.
Heri menyebut ada orang tua yang menarik anaknya eski sudah di kelas 3 SD Swasta untuk dimasukkan kembali ke sekolah Negeri.
Pihaknya mendorong sekolah negeri untuk terus melakukan inovasi meski dengan jumlah siswa yang sedikit. Salah satu upayanya adalah meminta sekolah untuk memperkenalkan program unggulan sekolah mereka yang menarik bagi calon siswa baru.
“Bisa saja dalam wasana warsa menampilkan prestasi siswa dan unjuk keberhasilan, saya mendorong sekolah untuk memperkenalkan program sekolah yang menarik kepada masyarakat” ujar Heri .
Selain itu, korwil Suruh juga bekerja sama dengan pemdes, dimana jika ada warga desa kedapatan mensekolahkan anak mereka di sekolah swasta pihaknya mengusulkan agar bantuan kepada keluarga tersebut dicabut, karena mereka sudah masuk kategori orang mampu sehingga tidak wajib diberi bantuan.
“Nereka saja mampu memasukkan anaknya ke sekoah swasta yang biayanya jutaan maka tidak sepantasnya diberian bantaun dari desa “ tutup Heri.