SEMARANG – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi memutuskan untuk menghentikan pembelajaran tatap muka (PTM) selama dua minggu mulai 7 Februari 2022.
Hendi sapaan akrab wali kota, mengatakan aturan itu diterapkan untuk mencegah penyebaran virus corona. Terlebih lagi varian Omicron telah terdeteksi di Kota Semarang.
“Pembelajaran tatap muka kita off kan selama dua minggu. Jadi supaya anak didik belajar dari rumah lewat daring dahulu,” ujar Hendi di kantornya, Kamis (3/1/2022).
Ia menjelaskan, keputusan ini juga diambil lantaran muncul klaster COVID-19 di beberapa sekolah. Mulai dari tingkat SMP hingga SMA.
“Pembelajaran jarak jauh (PJJ) salah satunya kluster, ada beberapa SMA, SMK, SMP, ada siswa siswi yang kena. Mereka sih kebanyakan tanpa gejala tapi apapun itu kalau tidak kita sterilkan tidak kita atasi, penularannya sangat cepat,” jelas dia.
Selain menghentikan belajar tatap muka, Hendi juga akan kembali memperketat aturan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM). Sehingga, Kota Semarang akan memberlakukan aturan layaknya PPKM Level 2 meski saat ini Kota Semarang masih masuk Level 1.
“Senin depan berlakukan Perwal PPKM. Kurang lebihnya down grade. Misal kan ini Level 1 akan kita buat lebih ketat lagi seperti di Level 2. Seperti PNS kerjanya, 75 persen sekarang masuk semua. Tempat mal yang 100 persen kita batasi 75 persen,” paparnya.
Ia berharap masyarakat dapat memaklumi aturan ini. Sebab, kasus COVID-19 mulai menunjukan grafik peningkatan. Ia menyakini meski belum ada hasil laboratorium resmi, peningkatan kasus ini terjadi karena varian Omicron.
“Bukan berarti tidak setuju dengan menjaga pertumbuhan ekonomi tapi kawan-kawan masyarakat Semarang, ayo kita bareng-bareng tahan napas dulu, ini sangat cepat sekali. Kalau kemudian kita abai dengan hal itu saya khawatir akan terjadi ledakan yang luar biasa lagi seperti pada Juli lalu,” imbuh Hendi.