Rumah Tahanan Negara (Rutan) Salatiga bersama Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga memberikan penyuluhan psikologi, hukum dan konseling bagi Narapidana.
Kepala Rutan Salatiga Andri Lesmano mengatakan bahwa kegiatan ini menjadi sebuah momentum untuk membangun mental dan moral bagi narapidana untuk menjadi pribadi yang lebih percaya diri melalui pendekatan psikologi.
“Dengan penyuluhan dan metode pedekatan psikologi, menjadi komitmen kami dalam membangun mental dan moral narapidana Rutan Salatiga menjadi pribadi yang lebih baik dan meningkatkan kepercayaan diri,” ucapnya Kamis (03/11).
Andri menjelaskan bahwa Rutan Salatiga terus berkomitmen dalam memberikan pembinaan dan bekal bagi warga binaan. “Salah satunya melalui penyuluhan psikologi dan konseling secara personal dengan menggandeng beberapa pihak dari luar, salah satunya kegiatan hari ini bersama teman-teman dari UIN,” ujarnya.
Ruwiyanto selaku Kasubsi Pelayanan Tahanan menambahkan kegiatan ini tidak hanya berlangsung satu kali saja, tetapi tetap berkelanjutan sehingga menjadi akses serta ajang bagi narapidana untuk dapat mengenali dirinya sendiri dan lebih percaya diri sehingga nantinya para narapidana ini dapat membangun jiwa positif dan produktif.
Sementara itu Dosen Fakultas Dakwah Auliya Ulil yang juga psikolog sebagai narasumber kegiatan mengungkapkan bahwa penyuluhan psikologi ini menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam mencapai kesejahteraan hidup bermasyarakat saat narapidana nanti keluar dari Rutan.
“Kami berharap mereka ini jangan sampai diasingkan bahkan sampai diacuhkan masyarakat, tetapi nantinya saat bebas bisa menjadi pribadi yang lebih baik, lebih percaya diri dan mampu membuktikan bahwa sebagai mantan narapidana bisa hidup lebih baik dan bermanfaat bagi sesama,” ucapnya.
Salah satu peserta penyuluhan Rein yang terjerat perkara narkotika menyatakan sangat mendukung kegiatan ini. Karena dengan pendekatan psikologi mampu merubah pola pikir dan menyadari diri sendiri untuk bisa menjadi lebih baik dan tidak mengulangi pelanggaran hukum.
“Kegiatan ini juga menjadi penggerak perubahan bagi kami sebagai narapidana untuk menyesali perbuatan yang kami lakukan dan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan serta selalu melalukan kegiatan yang positif,” pungkas Rein.